IBInews.co.id =
KOLAKA // Pemerintah Desa Ulurina, dibawah kepemimpinan Muhammad Iqbal terus memperlihatkan komitmennya terhadap warga Desa Ulurina, dalam membangun desa secara berkelanjutan. Tahun 2025 ini,fokus melaksanakan pembangunan pada pemenuhan kebutuhan dasar warga, melalui pembangunan beberapa infrastruktur .
Kepala Desa Ulurina, Muhammad Iqbal, mengungkapkan bahwa Desa Ulurina saat ini masih berstatus sebagai desa berkembang yang terdiri atas empat dusun, dengan mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan, khususnya tanaman pala dan cokelat.
“Sebagian besar warga kami berprofesi sebagai petani pala dan cokelat. Komoditas ini menjadi unggulan Desa Ulurina dan menjadi tumpuan ekonomi masyarakat,” saat ditemui di kantor desa pada hari Senin 10 November.
“Untuk mendukung peningkatan produksi pemerintah hadir, dalam memberikan dukungan berupa bibit obat obatan guna mendukung peningkatan produksi, selain itu membangun jalan dan decker untuk mempermudah akses bagi petani dalam hal kelancaran aktifitas perkebunan “ungkapnya.
Secara rinci Iqbal mengungkap pencapaian pembangunan fisik 2025 Desa Ulurina yang di dukung dengan anggaran Dana Desa sebesar 637.318.000 dan dana silpa dalam melakukan kegiatan.
“Realisasi tahun ini kami akan membangun gedung layanan dasar berupa posyandu, dengan anggaran sebesar 153.500.000,pembangunan 3 unit deker plat lokasi dusun II volume 6x1meter dengan total anggaran 78.000.000,pembangunan deker plat 6×1 meter didusun III 1 unit dengan anggaran 26.000.000,pembangunan deker plat didusun I volume 5×2 meter dengan anggaran 26.000.000, pembangunan Deker didusun IV dengan anggaran 26.000.000,
pembangunan drainase Dusun II sepanjang 54 meter dengan anggaran 73.000.000,pembangunan tallud didusun II sepanjang 54 meter dengan anggaran 152.960.000,”jelasnya.
Ia menegaskan, pembangunan infrastruktur di Desa Ulurina merupakan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui akses transportasi yang lebih baik. Pelaksanaan proyek dilaksanakan secara transparan melalui kerja sama dengan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) desa.
Selain fokus pada fisik, Dana Desa tahun ini juga dialokasikan untuk kegiatan non-fisik. Sekitar 20 persen dari total anggaran digunakan untuk mendukung program ketahanan pangan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Kami tetap mengalokasikan dana untuk sektor lain seperti operasional posyandu, insentif untuk guru TPQ, serta program penanganan stunting. Semua ini menjadi bagian dari agenda pembangunan menyeluruh yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat,” tutup Iqbal.
Program-program tersebut menjadi cerminan bagaimana pemerintah desa menyesuaikan pembangunan dengan kebutuhan nyata di lapangan, khususnya dalam mendukung sektor produktif dan pelayanan dasar masyarakat.
(Ibhar / Red)











Komentar