IBInews.co.id|Jakarta – Setelah hampir satu tahun terpecah, konflik dualisme kepengurusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) akhirnya menemukan jalan damai.
Dua tokoh sentral yang berseteru, Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang, sepakat menggelar Kongres Persatuan paling lambat 30 Agustus 2025 di Jakarta.
Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan empat jam yang berlangsung intens pada Jumat (16/5/2025) malam di sebuah kafe kawasan Jakarta Selatan.
Pertemuan yang difasilitasi oleh anggota Dewan Pers Dahlan Dahi itu ditutup dengan penandatanganan dokumen bermaterai yang diberi nama Kesepakatan Jakarta.
“Ini sejarah bagi PWI. Semoga PWI kembali guyub dan bersatu, sesuai nama organisasinya Persatuan Wartawan Indonesia,” ujar Zulmansyah sesaat setelah penandatanganan.
Hendry Ch Bangun, Ketua Umum PWI hasil Kongres XXV Bandung yang diakui negara lewat SK Kemenkumham No AHU-0000258.AH.01.08 Tahun 2024, juga menyatakan optimismenya.
“Semua harus melihat ke depan dengan semangat persatuan,” ucap Hendry. Dirinya juga menegaskan bahwa seluruh program organisasi yang tertunda akibat konflik harus segera dijalankan kembali.
Perlu diketahui, konflik ini bermula sejak Kongres Luar Biasa (KLB) pada 18 Agustus 2024 yang mengangkat Zulmansyah secara aklamasi. Sejak itu, PWI terbelah dua.
Upaya mediasi sempat beberapa kali gagal, hingga akhirnya tercapai kompromi malam itu. Dalam Kesepakatan Jakarta, kedua pihak berkomitmen membentuk panitia bersama untuk menyelenggarakan kongres rekonsiliasi.
7 Steering Committee (SC) dan 16 Organizing Committee (OC) akan diisi oleh perwakilan seimbang dari kedua kubu.
“Bang Hendry dan Bang Zul punya gaya berbeda, tapi satu tujuan menyelamatkan PWI,” kata Dahlan Dahi.
Dahlan menyebut suasana pertemuan sempat memanas namun tetap dilandasi semangat persaudaraan. Beberapa kali terdengar tawa di tengah perdebatan serius.
Kesepakatan itu juga menjamin hak semua anggota biasa PWI untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum. Jika ada hambatan administratif akibat konflik, akan diselesaikan secara musyawarah dengan semangat kolektif.
Dengan tercapainya kesepakatan ini, PWI memasuki babak baru untuk bangkit dari keterpecahan. Kongres mendatang bukan sekadar agenda pemilihan, tapi momen rekonsiliasi demi masa depan organisasi wartawan tertua di Indonesia. (*)











Komentar